Brock terus memperlakukanku seolah aku miliknya dan dia sangat lembut seperti biasanya. Itu membuatku terkesima. Itu juga menghangatkan aku dari dalam ke luar. Ini bukan badai api yang intens seperti biasanya saat kami bersama. Ini adalah sesuatu yang berbeda. Dia akan menatap aku dengan intensitas yang tidak dapat aku tempatkan. Seolah dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dariku kalau-kalau aku menghilang. Dia memelukku erat-erat ketika dia meremas ke ranjang rumah sakit kecil setelah aku terbangun dari mimpi buruk. Dia menyentuh aku dengan keakraban dan kemudahan seseorang yang telah melakukannya sepanjang hidup mereka, sambil mengenakan ekspresi yang tampak seperti dia bermaksud melakukannya sepanjang hidupnya. Itu membuatku takut. Aku tidak tahu bagaimana membangun penghalang emosional aku lagi. Dia tidak menciumku seperti malam pertama. Dia telah membelai wajahku, memegang tanganku,