Belaian itu, sentuhan itu, suara lembut yang terdengar, lenguhan menggairahkan, dan embus napas mengiringi lembutnya beberapa gerakan. Masih terasa. Semuanya membekas bagai tato yang baru diukir di beberapa bagian kulit. Mengapa tidak bisa dihilangkan? Mengapa justru bikin terbayang-bayang?
"Uh!" pekik Ameera sembari terperanjat sendiri. Ia langsung terbangun dari tidurnya.
Matanya yang bulat menatap ke sekeliling. Gila! Yang tadi malam itu sungguhan! Batinnya menjerit. Ia di kamar Axton dalam keadaan ... astaga! Tak ada sehelai pun benang yang membungkus dirinya, selain hanya selimut tebal yang membantu menutupi. Sementara Axton sudah tidak ada. Padahal hari masih sangat gelap. Jam empat pagi! Namun, Axton sudah pergi setelah melakukan adegan itu dengan Ameera?
"Jangan-jangan dia ingin lari? Setelah mendapatkanku, dia akan pergi? Begitukah?" gumam Ameera bertanya-tanya. Pikirannya kalut, dirinya pun dilanda takut.
