Aromaterapi vanila sangat menenangkan Mayleen saat ia sedang menikmati bukunya dengan secangkir teh hijau di balkon. Cuaca New York juga mendukungnya untuk menghirup semilir angin malam yang membuainya.
Sejenak ia merasa tenang. Tapi akhirnya tidak benar-benar tenang saat pikirannya terisi oleh nama Ken.
Tidak ada kabar dari Ken. Bahkan sudah malam pun Ken tak datang ke apartemennya. Ia mencoba bisa menangani semuanya sendiri. Ia berharap ia bisa berdiri sendiri tanpa siapapun. Sekalipun Hendrick.
Tapi tentu saja tidak mudah baginya. Mengingat ia dan Ken bahkan Hendrick sudah menghabiskan waktu bersama. Hampir setiap hari malamnya dipenuhi seks. Ia bahkan menginginkannya malam ini. Tapi sepertinya waktu untuk melakukannya tidak memberi keuntungan padanya.
Sudah malam pun Mayleen tak bisa tidur. Lebih tepatnya ia tidak mengantuk dan tidak mencoba untuk tidur. Padahal tahu bahwa besok ia masih harus bekerja.