Mungkin beginilah Mayleen harus merasakan perjalanan cintanya. Ia harus merasakan sakit dulu baru kemudian akan ada harapan untuknya.
Seharusnya ia tahu setelah Ken mengetahui bahwa Kenzo adalah anaknya, maka kemungkinan seperti ini akan terjadi juga padanya. Ditinggalkan untuk kesekian kalinya.
Mayleen tak dapat menahan emosi yang meledak dalam dirinya. Air matanya jatuh di hadapan Ken.
Ia harap ia bisa bertahan. Mengontrol perasaan untuk tidak menangis di depan pria yang menyakitinya tanpa sengaja.
"Maaf, aku menangis," kata Mayleen sesenggukan.
"Aku yang meminta maaf, Mayleen. Maafkan aku jika memberimu harapan palsu," ucap Ken.
"Tidak. Kita juga tidak menjalani hubungan apapun. Jadi, kau pun bebas melakukan yang kau inginkan," timpal Mayleen.
Ken beranjak ingin berpindah ke tempat Mayleen berada, tapi Mayleen malah berdiri dan menjauh dengan tangannya yang memberikan gestur, jangan.
"Jangan mendekat, Ken. Kau bisa pulang sekarang," usirnya.
"Mayleen ... aku-"