Hari ke hari Alexis mulai terlihat tenang. Shania juga menunjukkan keterampilannya dalam mengurus Alexis. Mayleen merasa tenang karena setidaknya kekhawatirannya berkurang.
Mayleen juga lebih sering di apartemen karena ia tetap ingin memantau Alexis dan Shania.
Sebenarnya, ia kepikiran dengan perkataan dua sahabatnya minggu lalu. Bisa saja Shania menggoda Alex. Seperti berita-berita yang pernah beredar, majikan dengan pembantu atau pengasuh anak.
Kepalanya terasa cenut-cenut. Sementara ia yakin bahwa Shania bukan tipikal wanita seperti itu. Hanya saja Mayleen belum tahu tentang kehidupan percintaan Shania.
"Omong-omong, mumpung Alexis sedang tidur, kita makan bersama, yuk?" ajak Mayleen padanya.
"Ah, apa tidak apa, Mayleen?"
"Tentu saja, Shania. Lagipula aku sudah masak dan masih panas, jadi ayo duduklah di kursi bersamaku."
