Yudis mengerutkan keningnya. "Apa?"
Setelah Yudis mengatakan hal ini, Jamilah masuk dan berkata sambil tersenyum, "Yudis, aku ke sini hari ini untuk pernikahan antara Edward dan Nona Valerie."
Yudis mengerucutkan bibirnya. "Bu Jamilah, apa ada pernikahan di antara mereka?"
Jamilah tersenyum. Dia menundukkan pandangan matanya dan duduk di seberang sofa. Dia tidak menunjukkan sikap seperti orang yang hendak melamar, tetapi justru terlihat sangat angkuh.
"Nona Valerie telah menyebabkan begitu banyak masalah. Hari ini, dia pergi ke Universitas Kedokteran untuk berpartisipasi dalam sebuah debat. Kudengar, bahkan Tabib Solihin sampai mengirim murid tertutupnya yang paling kuat ke universitas itu. Aku khawatir Nona Valerie tidak akan mendapat keuntungan apa pun kali ini!"
Mendengar hal ini, Yudis dan Jordy saling berpandangan dan sorot mata mereka terlihat penuh kecurigaan.
