Setelah rekaman itu selesai, seluruh lantai dua menjadi sunyi. Hendra menatap Melia dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak pernah menyangka bahwa adiknya yang biasanya lembut dan anggun ini akan berbicara seperti itu pada istrinya.
Hendra kemudian menatap Maria lagi. Dulu, dia selalu merasa bahwa istrinya manja, tidak cukup bijaksana, dan tidak mengerti kesopanan. Lagi pula, Maria dimanjakan seperti putri di rumah orang tuanya. Tetapi, saat ini matanya memerah dan jelas bahwa dia telah dianiaya.
Ya. Meskipun istrinya memang pemarah, tapi dia selalu jujur dan ceria. Jika dia tidak mendengar sesuatu yang menyakiti hatinya, bagaimana dia bisa bertengkar dengan Melia seperti ini?
Maria berpikir bahwa kejadian hari ini akan sama seperti perselisihan di masa lalu. Hendra pasti merasa dirinya tidak cukup bijaksana, tapi dia tidak menyangka bahwa Valerie akan membantunya. Dia menatap Valerie dengan takjub dan matanya memerah lagi.