Edward menatap dalam-dalam anak kecil yang ada dalam pelukannya. Saat mendengarkan gumamannya, sepertinya dia menyebut ibu…
Pandangan mata Edward menjadi sedih. Anthony sangat jarang menanyakan tentang ibunya. Namun, ternyata kehadiran ibu begitu penting di mata anak itu.
Edward menurunkan pandangan matanya untuk menyembunyikan emosi yang terpancar di wajahnya. Dia menggendong Anthony dan membawanya ke kamar, lalu melepaskan sepatunya dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Edward menatap wajah putranya yang mungil. Setelah putranya tidur cukup lama, dia diam-diam keluar dari kamar tidur.
....
Waktu bergulir sampai ke hari kedua.
"Jenny, maaf, aku semalam tertidur. Apakah Ayah memarahimu semalam?"
Jenny berbaring di tempat tidur dan mengirimkan pesan suara, "Kakak, meski aku tak terlalu paham matematika, aku pandai berpuisi! Ayah tersentuh dan membebaskanku tidak mengerjakan PR!"