Talia melihat Wiwangsa berdiri di sampingnya. Dia mengenakan jas merah tua yang dicobanya hari itu dan kini dia menunjukkan senyum bahagia.
Wiwangsa memandang Talia dan tersenyum. "Lia, Ayah datang."
Mata Talia menjadi merah pada saat itu dan dia memegang tangan Wiwangsa dengan erat. Lalu, dia melihat Wiwangsa memegang pistol perak kecil di tangannya yang lain dan mengarah ke Valerie. Wiwangsa tidak berbicara, tetapi orang-orang berpakaian preman yang bersembunyi di antara kerumunan di sekitarnya tidak berani maju.
Talia terkejut. "Ayah, apa yang Ayah lakukan?"
Ketika Talia memanggilnya dengan sebutan 'Ayah', Wiwangsa tersenyum. "Jangan khawatir. Dia sahabatmu. Aku tidak akan menyakitinya. Aku hanya harus melakukan ini untuk menyelesaikan pernikahanmu."
Valerie memang mengerti hal itu, jadi dia berdiri di sana dengan malas. Dia tidak merasa takut dengan pistol perak yang mengarah ke arahnya karena tidak ada peluru di pistol ini.
