Mendengar tangis histeris dari kamar Vira, asisten rumah tangga Vira langsung menghampiri suara tersebut.
"Bu,ibu Vira. Ibu kenapa? Ibu baik-baik saja kan?"
Dor ... Dor ... Dor.
Berulang kali bibi menggedor-gedor pintu kamar Vira.
Cukup lama, akhirnya pintu kamar itu pun terbuka.
Cekrek....
"Iya bi, ada apa?" Vira keluar dengan mata merah serta sembab.
"Maaf bu, saya mendengar ibu histeris menangis. Kalau boleh saya tau ada apa? "
Vira tidak juga menjawab.
"Ada apa bu? Fatima baik-baik saja kan?" Tanya bibi coba-coba mencari celah melihat kearah dalam kamar Vira.
"Fatima baik-baik saja. Tapi bapak tidak."
"Bapak? Bapak kenapa bu? Apakah bapak kumat lagi sakitnya?"
Vira menggeleng, menyeka air matanya kembali. Berusaha tenang menarik nafas dalam-dalam. "Bapak sudah tidak ada bi." Kata Vira kembali sesak di dada harus mengatakan jika suaminya sudah berpulang ke pangkuan Illahi.
"Apa !? Bapak meninggal?" Begitu syok bibi mendengar kabar itu.