Michel masih menjalankan rencananya walaupun tanpa bantuan kerabatnya lelaki kekar itu. Kali ini ia akan mengajak Jesica untuk pindah meninggalkan kota Jakarta terutama kompleks tempat ia tinggal yang dekat dengan rumah Vira.
Datanglah pagi buta Michel kerumah Jesica. Karena Michel mempunyai kunci cadangan yang masih ia bawa pada saat itu, ia dapat masuk tanpa menunggu Jesica untuk membukakan pintu untuknya.
"Jes ! Jesica !"
Dibukanya kamar tidur saudara perempuannya itu. "Yaelah, dia masih molor aja. Woy bangun !! Udah jam berapa ini." Ujar Michel membangunkan Jesica dengan memukulnya menggunakan guling yang ada disampingnya.
"Emmmm, ada apa sih ? Masih ngantuk nih, ganggu orang tidur aja !" Jawan Jesica sembari menggeliat bangun dari tidurnya. Dengan mata yang belum begitu jernih dan nyawa juga belum kumpul seutuhnya, Jesica menatap Michel yang berdiri disamping tempat tidurnya
"Ngapain lo pagi-pagi kesini ?" Tanya Jesica dengan suara layaknya orang mabuk