Chereads / I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1 / Chapter 7 - Pengorbanan

Chapter 7 - Pengorbanan

Pagi itu saat aku membuka mata, suara ngemerisik air hujan saat itu begitu menenangkan , ku buka jendela dan mengulurkan tangan ku untuk merasakan setiap dingin nya tetesan hujan, ku percikan air hujan itu berkali-kali ke wajah ku untuk membangunkan setiap sel yang bekerja di tubuh ku, mata ku teralihkan ke bawah , warna-warni warna tersusun rapi tepat di depan rumah ku, deretan orang berdiri di depan pintu rumah ku dengan payung yang bewarna-warni

" Kenapa ramai sekali? Ini kan masih pagi" Menatap jam untuk memastikan ia tidak terlambat sama sekali

Grudak gruduk suara orang berlarian kedepan dan kebelakang beberapa kali di dalam rumah yang terlapisi kayu sebagai dasar lantai. Gres membuka pintu kamar nya yang berada di lantai dua

" Ya.. Gres cepat bantu untuk melayani tamu, ambilkan air untuk tamu, hari ini mendadak ramai sekali"

" Oh.. aku madi dulu ma" Gres berlarian untuk membersihkan diri dan langsung keluar untuk membawa minuman untuk para tamu yang sedang menunggu giliran untuk di ramal, Senliu sudah tidak banyak lagi meramal karena masa itu, sekarang yang meneruskan adalah Sensen Jacksen

" Silahkan di minum terdahulu, harap bersabar untuk menunggu giliran ya" Jelas Gres sambil berlutut meletakan air minum di meja kecil

" Itu... itu orang nya.. si wanita itu yang meramalkan hal yang menakjubkan kemarin" Jerit seseorang sambil menunjuk Gres, Gres hanya menatap binggung lelaki yang berteriak itu, semua orang langsung menata Gres, dan Jacksen menatap heran ke Gres

" Aku ke sini untuk bertemu dengan mu nona.., aku ingin di ramal oleh mu" Kata seseorang di depan Gres , yang tadi nya di sediakan minum oleh Gres

" Aku? Aku tidak.." Belum selesai perkataan Gres, banyak berteriak kea rah Gres

" Aku juga kesini untuk di ramal oleh mu" suara saut menyaut mengatakan setuju terhadap pendapat orang ini, Jacksen menatap kesal Gress sambil mengertakan gigi nya, sedangkan Gres kebingungan dan tidak tau harus berbuat apa

" Gres.. ayo ikut aku" Seseorang berbisik di belakang Gres dan menarik Gres keluar dari rumah itu, Gres ikut saja karena memang tidak ada pilihan lain lagi

" ayo cepat Gres" Berlarian sambil menarik Gres dan di ikuti beberapa orang

" Tunggu sebentar Teo, kenapa aku harus melarikan diri dari rumah ku sendiri"

" Akan ku jelaskan di gang itu" Berhenti dan bersembunyi di sebuah gang kecil " Sungguh maaf kan aku Gres, aku tidak tau akan menjadi seperti ini"

" Apa? Kenapa? Aku masih bingung" Memengang kepala nya dengan kedua tangan nya

" Aku memberitahukan hal kemarin kepada ibu ku, dan ibu ku memberitahu kan tetangga ku dan akhir nya..."

" Gosip sangat mudah menyebar ya"

" Sungguh aku minta maaf" Menyatukan kedua tangan nya seperti memohon kepada Gres

" Bukan salah mu kok, salahkan aku karena terlalu terkenal hahaha.. kenapa muka mu seserius itu Teo" Cengir Gres " Bukan masalah besar kok" di balik semua kejadian itu, sebenar nya Gres sangat senang mendapat pengakuan tapi ada hal yang lebih menyeramkan yang harus di hadapi Gres dan ia mengetahui nya

" Kau tidak marah?"

" Tentu saja tidak, tapi seperti nya aku tidak dapat pulang kerumah hari ini.. bagaimana kalau kita menyewa penginapan"

Muka Teo langsung memerah " Itu.., apa maksud mu.. kau mengajak ku berduaan saja untuk menginap"

Pletakk... Gres memukul kepala Teo "Dasar mesum..., kenapa muka mu memerah begitu.. "

" Ya.. mana aku tau maksud mu, tiba-tiba saja kau mengajak seorang laki-laki untuk menginap berduan saja, tentu saja pikiran ku langsung mengarah ke sana"

" Sungguh tidak masuk akal " Gres langsung berjalan duluan

" Kau mau kemana?"

" Pulang, mengambil tas untuk kesekolah"

" Tapi.. " Mengikuti Gres

Tepat di depan pintu rumah Gres, tamu masih berdiri dan menunggu , Gres menarik nafas panjang dan menenangkan diri nya sendiri