Chereads / I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1 / Chapter 25 - Kekuatan Yang Bertambah

Chapter 25 - Kekuatan Yang Bertambah

Gress memandang Teo, dan tangan nya bergantian, ia terlihat bingung dan kesal. Persetan dengan kekuatan ku ini, bagaimana aku bisa memilih ketakutan dalam membaca di bandingkan membantu teman ku sendiri? Apa yang aku takut kan? Bahkan itu teman ku sendiri. Tangan nya masih sibuk memegang kain pel dan terus mengosok lantai yang sama selama beberapa menit,ia sibuk dengan pikiran nya sendiri.

Dev bergerak membersihkan wilayah terdekat Gress, ia menatap kain pel Gress yang masih bergerak di bagian yang sama, ia menyadari jika pikiran wanita itu tidak berada di sini, Dev menatap wajah Gress yang sedang menatap kearah lain sambil terus mengosok lantai tersebut. Ck.. apa yang di pikirkan wanita ini.

"Kau mau mengosok lantai itu sampai berapa lama?" Tanya Dev menyadarkan Gress, namun Gress tidak mendengar nya.., Dev berjalan mendekati nya.., dan ia yakin jika Gress tidak sedang 'membaca' namun hanya melamun, lelaki itu melihat sekitar sebelum berhenti di depan Gress, ia melihat beberapa kain pel yang bergerak sendiri.. untuk sebagian orang yang melihat nya, namun di mata nya.. para teman kecil Verlita sedang mengepel dan tak jarang teman kecil tersebut bermain-main dengan kain pel yang mereka pegang.

" Hah...? Kau mengatakan sesuatu indigo? " Samar-samar Gress mendengar suara yang dekat dengan nya, dan menghentikan pikiran nya yang berkelana sejenak, namun ia tidak yakin dengan apa yang di dengar nya.

" Apa..........." belum sempat Dev menyelesaikan kata-kata nya

" Ya.. ya.. ya... " Gress menginjak cairan berlendir yang berada tepat di belakang kaki nya, Gress berusaha mundur beberapa langkah , saat menyadari jika Dev terlalu dekat dengan nya, ia takut jantung nya yang selalu berdebar jika berada di dekat nya itu terdengar oleh Dev, atau... ia tidak pernah dapat membaca pikiran Dev atau apapun itu tentang Dev, bagaimana dengan Dev? Apakah ia dapat membaca ku? Setelah di ingat-ingat.. beberapa kali indigo ini menolong ku , secepat pikiran nya dalam berpikir, secepat itu juga Gress melesat hampir menyentuh lantai, jika Dev tidak segera menangkap nya

" Sebenar nya.. apa yang sedang kau lakukan? Kau tidak sedang menggoda ku kan?"

" Ya.. , siapa yang mengoda mu?" Lagi... jantung ini kembali berdetak cepat.., Aku tidak tahan untuk terlalu dekat dengan nya, Gress berusaha memengang sesuatu di sekitar nya sebagai tumpuan untuk nya berdiri, tangan nya bergerak tak beraturan untuk mencari tumpuan tersebut, namun mata nya tidak dapat lepas dari tatapan lelaki tersebut

Dev menyadari gerakan aneh tangan Gress yang meraba-raba udara, tanpa sadar senyum nya terukir di wajah nya yang tertutup oleh penutup , mata nya menyipit membentuk senyuman. Ya..., ia senang seperti ini.. melihat tingkah Gress yang salah tingkah, sampai ia menyadari jika tangan nya sangat pegal

" Mau sampai kapan kau begini terus?"

" Ah..., maaf" Gress langsung memegang meja di samping nya untuk berdiri, tangan nya menyetuh sesuatu yang terasa dingin , dan tiba-tiba saja.. pandangan Gress berubah.., ia mendapati seorang wanita yang sedang menangis, wanita itu memutuskan untuk mengantung diri nya di atas langit-langit,wanita itu meronta-ronta ketika tali tersebut mengikat kuat di sekitaran leher nya, menghentikan setiap oksigen yang berusaha masuk kedalam tubuh nya, sesak dan sakit di dada ia rasakan , Gress memegang leher nya dengan kedua tangan nya, ia ikut merasakan sesak nafas yang di rasakan oleh wanita itu

" GREESSSS" Teriak Dev sambil mengoncang tubuh nya, di ikuti oleh tatapan Verlita yang langsung berlarian kearah nya, kain pel semua yang di pegang teman kecil Verlita terjatuh serempak

" Gress... " Panggil Verlita sambil memegang tubuh nya

" Jangan sentuh dia.. dia akan.." Kata-kata Dev di potong oleh Verlita

" Tidak..., ia tidak bisa selalu membaca ku, ada dua hal yang tidak dapat di baca nya. Orang yang kosong, atau orang seperti ku...yang pikiran nya tidak hanya satu orang" Verlita menatap teman-teman nya.., teman-teman Verlita secara tidak langsung , langsung terkoneksi terhadap pemikiran Verlita, jika Gress berusaha membaca nya, ia akan membaca begitu banyak pemikiran sekaligus, yang membuat semua nya menjadi hitam atau tak terbaca, karena itu Verlita tidak pernah terlalu bersusah payah untuk meminta tolong pada teman-teman nya untuk membantu, hanya dengan memikirkan nya saja, sudah membuat teman-teman nya mengerti

"Ya.. " Jawab Gress pelan

" Kau tidak apa-apa Gress?"

" Kau harus bisa mengendalikan kekuatan mu peramal.., kau tidak bisa terus membaca nya..,semua kekuatan punya kelemahan.. kendalikan diri mu peramal" Dev menunjuk masker yang ia gunakan, sebagai penghalang akan penciuman nya yang luar biasa sensitive dan dari penciuman nya tersebut ia akan mulai membaca nya ataupun menyentuh bayangan seseorang

" Ba.. bagaimana cara nya? Ajarkan diri ku"

Dev memegang sebelah tangan Gress, ke inginan untuk melepas masker yang ia gunakan dan segera menghirup aroma tangan tersebut semakin kuat dan semakin kuat, ia sendiri bingung akan ke inginan nya yang semakin terdesak mendorong nya. Ia tidak pernah kehilangan kendali atas diri nya. Ia semakin menggila ketika wanita ini dengan pasrah menyerahkan diri nya kepada diri nya. Beberapa kali ia mencoba menenangkan indera penciuman nya, dan kegilaan nya

" Hanya diri mu sendiri yang bisa menemukan kelemahan atas kekuatan mu" Dev menepuk pelan tangan Gress, menyakinkan wanita tersebut

" Indigo..., apakah kau 'membaca' ku?"

" Aku... aku tidak pernah bisa membaca mu dan Aku tidak pernah menyesal untuk bertemu dengan mu " Dev berdiri di depan Gress, menutupi pandangan Gress yang menatap Teo yang masih menikmati ketidaksadaran nya, Dev semakin mendekat kearah Gress, perkataan itu benar-benar tulus yang keluar dalam dirinya, wangi nya sangat membuat ku susah untuk berpikir, dan tergoda.., aku tidak bisa melepaskan diri dari nya, semakin aku menjauh.. semakin aku terbayang akan wewangian yang keluar dari tubuh nya

Baru saja diri nya menyatakan penyesalan terhadap lelaki tersebut, dan dengan cepat juga ia merasakan sangat membutuhkan lelaki tersebut, apa yang baru saja aku rasakan? Dengan cepat nya aku menyerahkan diri kepada nya, aku pasti hanya berharap penyelesaian permasalahan ku..., tapi tidak bisa di pungkiri jika kata-kata nya sangat menenangkan diri ku

Aku masih memikirkan hal yang sama, Gress menatap kedua tangan nya beberapa kali sambil membolak-balikan nya, apa yang terjadi tadi malam? Aku hanya menyentuh beberapa genangan darah, dan secara tidak langsung aku langsung dapat membaca nya,apa ini? Bagaimana aku bisa membaca dengan media itu sekarang? Apa yang terjadi akan diri ku? Bukan hanya kontak fisik saja yang membuat ku ' membaca'.