Hujan menghantam atap rumah dengan kejam. Malam datang, Rama sudah melenggang pulang. Selepas menghantar Nata, dia berpamitan pada sang mama juga papanya yang ada di rumah. Rama ditawarkan untuk mampir, mengerikan diri, meminjam pakaian Om Arkan--Papa Nata. Namun, remaja itu menolaknya dengan penuh kesopanan. Katanya, ia akan pulang saja. Toh juga ini sudah malam. Rama hanya berpesan pada Nata untuk mengganti perban lukanya itu. Air hujan yang mengenainya itu kotor. Kuman akan masuk dan luka akan terinfeksi dan membekas nantinya.
Tak ada basa-basi yang menahan sang kekasih, Rama pergi begitu semuanya selesai dengan sempurna. Kiranya sudah dua jam berlalu, remaja itu hanya mengirimi pesan bahwa ia meminta maaf sebab tak bisa mengajak Nata ke pusat perbelanjaan kota. Keadaan tak mengijinkan mereka. Besok adalah waktu yang tepat untuk menebus dosa ingkar janji itu.