Langkahnya berirama. Selaras membelah rerumputan yang menjadi alas pijakan mereka berdua saat ini. Nata tak henti-hentinya melirik ke arah Rama. Wajahnya tenang, bak tak pernah melakukan dosa dan kesalahan apapun. Nyatanya, Rama baru saja merusak suasana. Seharusnya dia lebih prihatin dari pada ini.
"Kenapa melihat gue begitu? Ada yang salah?" Rama menyadari itu. Nata mencuri-curi pandang padanya.
"Hanya saja ...." Ia menarik napasnya. Mengumpulkan kata-kata yang pas untuk mengulas keburukan Rama sebelum ini. "Lupakan saja."
"Gue sudah minta maaf sama Alby." Rama bisa membaca pikiran Nata. Tidak semuanya, tentu saja itu yang diinginkan oleh sang kekasih. Nata ingin hubungan Alby dan Rama baik-baik saja.
"Jadi?"
"Jadi?" Rama mengulang. Menatap gadis yang jauh lebih pendek darinya. "Jadi apanya?" Ia mengerutkan keningnya. Tak mengerti.
"Sama Shanza? Kamu juga minta maaf?"