Nata duduk dengan rapi. Bus yang ia tumpangi menjauh pergi dari pangkalan halte di dekat rumah Rama. Meninggalkan remaja itu sendirian di sana. Lambat laun, pandangan Nata untuk Rama hilang begitu saja. Kini ia tak lagi melihat perawakan tubuh jangkung juga wajah tampan sang kekasih. Jarak menelan pandangan itu. Nata hanya bisa menatap jalanan kota. Pesan terakhir dari Rama sebelum mereka berpisah adalah Nata harus segera pulang. Tak boleh mampir kemanapun. Hari sudah malam dan Rama tak diperbolehkan untuk menghantar dirinya. Setidaknya, Rama hanya ingin Nata tak menyusahkan dirinya sendiri dengan bermain bersama orang asing di malam hari. Jakarta lebih berbahaya kalau senja hilang dan gelap datang menutup hari yang lelah.