Rama menepikan motornya, mendorong gerbang hitam di depannya lantas kembali berjalan sembari menuntun moge miliknya. Ia memarkirkan motornya tepat di sisi halaman. Di samping pohon mangga besar yang sedang berbuah. Suasana sepi dan damai, dengan lampu taman yang bersinar dengan terang, menyiangi sinar kuning rembulan yang indah di atas sana. Meksipun awan mendung datang, setidaknya rembulan masih bisa mengintip di balik celah yang ada.
Rama turun dari motonya. Ia berjalan mendekati pintu utama. Berdiri di sana, lalu mengetuk dengan ringan. Menunggu interupsi dari si pemilik rumah agar ia bisa masuk.
Benar, saja, seseorang menyahut. Seakan tahu bahwa yang akan datang adalah Rama, ia mengijinkan remaja itu untuk masuk ke dalam. Menyalakan lampu utama dan pergi ke ruang di balik tirai berwarna cokelat.