Amarah terlukis jelas di atas paras cantiknya. Langkah kaki tegas menapak di atas jalan bebatuan yang menjadi jalur untuk dia bisa sampai ke tujuannya. Bukan kantin sekolah, bukan juga perpustakaan atau kantor di mana dosen berada. Ini adalah bangunan taman yang sedikit jauh dari pusat kampus. Dia bahkan rela berjalan jauh hanya untuk sampai ke tujuannya. Menemui seseorang yang dirasa terlibat dalam permasalahannya kali ini. Hanya dia yang menjadi target tersangka paling empuk sekarang.
Faishal? Tidak! Dania percaya kalau bukan pemuda itu yang melakukannya. Tak ada alasan untuk Faishal melakukan itu pada Dania. Toh juga, dia adalah teman dekatnya. Dengan keyakinan penuh, Faishal tidak akan pernah melakukan hal serendah itu hanya untuk membuat hatinya sakit. Ada satu orang yang namanya tersemat di dalam amarahnya sekarang.
"Yuda!" Dania berteriak. Datang dengan langkah kaki dan tatapan mata yang begitu tegas. Dia benar-benar ingin memakan Yuda hidup-hidup kalau bisa.