Menunggu minuman datang padanya, dia menatap mesin minuman dengan begitu fokus, seakan takut kalau ada yang datang dan mencurinya. Pandangan mata yang kosong. Nata tak punya tujuan apapun selain kuliah hari ini.
Jika boleh jujur, sejujur-jujurnya, dia masih kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Rama kemarin. Semuanya mengejutkan, sebenarnya. Namun, Nata tak bisa melakukan apapun. Hanya diam, menurut pada keadaan dan takdir yang dia pilih.
Soda kaleng keluar dari sana. Gadis itu berjongkok, turun untuk mengambilnya. Sepersekian detik berlalu, seseorang datang mendekat. Tentu saja ingin mengambil minuman seperti Nata.
Ia menoleh. Dania mampir ke sini lagi, padahal gedung kampusnya ada di sebelah sana. Di sana juga ada mesin minuman yang sana. Bahkan, isinya jauh lebih lengkap. Namun, gadis itu memilih datang kemari. Entah apa tujuannya, Nata kembali bertemu dengannya.