Pemandangan yang tak asing, Rama menatap bentangan cakrawala di atas sana sembari menyesap rokok masuk ke dalam celah bibir tipisnya. Asap mengepul di udara seiring dengan helaan nafasnya yang tegas. Mengisyaratkan ini lah momen terbaik untuk berbicara dengan diri sendiri. Tak perlu khawatir, itulah yang ingin dia sampaikan, jika Nata memang ditakdirkan untuk Rama, maka separah apapun patah hatinya, Nata akan kembali untuk menyembuhkan lukanya. Pepatah selalu berkata, bahwa hanya pembuat racun yang bisa membuat penawarnya. Itulah prinsip yang dia miliki sekarang.
Ia meletakkan rokok di atas asbak. Meraih kaleng soda yang ada di sisinya. Seharian penuh Rama berada di rumah setelah pergi dari rumah Angel. Dia tak melakukan apapun. Hanya menunggu malam datang dan Fajar kembali bertugas setelahnya.