"Jadi dia akan terus bersembunyi di balik topengnya?" Dania tertawa ringan. Menerima cokelat yang diberikan oleh Alby. Bukan hal yang aneh, ini sudah terjadi selama berulang-ulang kali.
Sekarang, tatapan gadis itu tertuju pada wajah Alby. Jelas-jelas dia tak tahu apapun, tatapannya polos, tanpa dosa dan kesalahan yang berarti dalam adegan ini. "Kamu juga, kenapa kau disuruh sama dia?" tanyanya. Tersenyum aneh. "Suruh dia datang sendiri dan memberikannya padaku. Biasanya dia selalu menggunakan Faishal untuk menutupi ketidakberdayaannya." Dania kembali menutup tas kecil yang menggantung di pundaknya selepas memastikan cokelatnya aman di dalam sana.
"Kalian akrab?"
Tak pernah disangka, Dania se-cerewet ini. Bahkan ini adalah kali pertama dirinya dan Alby saling bersua satu sama lain.
"Mencoba untuk itu," jawab Alby dengan lirih. Kalimatnya singkat, menuju langsung pada inti pembicaraan.