Akhir pekan, Sabtu yang mendung.
Seakan tak pernah bosan, mendung selalu saja datang menyela segala macam bentuk aktivitas. Datang tanpa diminta dan pergi tanpa ada yang menyadari. Kalau hujan sudah terlalu lama, siapa yang peduli pasal redanya di selang beberapa jam berlalu. Semua hanya peduli kalau langit tak lagi mengandung air.
Di sinilah Nata berada. Sebuah tempat yang tak pernah disangka akan didatangi olehnya lagi. Bertemu dengan seseorang, katanya, orang itu akan berbicara inti demi inti, meredakan amarah dan kesalahan pahaman yang ada di dalam hatinya selama ini.
Benar, Alby Aditya.
Selepas Nata membuka pintu kaca yang ada di depannya, remaja itu sudah setia menunggunya. Duduk di sebuah tempat yang menjadi bekas terakhir pertemuan mereka kala keadaan belum terlalu sulit seperti sekarang ini. Nata masih ingat dengan jelas, di depan Rama, Alby duduk sembari menatapnya teduh.