Hujan mengguyur malam Kota Jakarta. Suasana yang khas dirasa selepas air yang jatuh membasahi jalanan, tanah, dan dedauan di luar sana. Pemuda itu menatap lampu kota yang ada di depannya. Tetesan air hujan yang jatuh dari string lampu jalanan. Nyatanya dia sedang menenangkan hatinya yang sedang gundah. Lingga tak bisa benar-benar menjalani hidupnya tanpa rasa bersalah apapun. Bayangan wajah Nata benar-benar membuat hidupnya tak nyaman. Dia merasa bersalah, sungguh. Tak seharusnya Lingga memihak pada Rama yang jelas-jelas salah pada saat itu. Seharusnya dia berbicara padanya sesuai fakta. Mengatakan bahwa Lingga tahu dan terlibat. Bukan malah begini. Sekarang semuanya sudah menjadi bubur, penyesalan tanpa tindakan tak akan pernah membuat semuanya berubah menjadi lebih baik. Akan tetapi Lingga tak mampu melakukan apapun sekarang. Dia takut jika tindakannya hanya akan membuat semuanya semakin kacau saja.