Rama diam seribu bahasa. Awalnya dia hanya ingin mengambil motornya. Pulang bersama sang kekasih yang pasti sedang menunggu keberadaannya sekarang. Ponselnya mati, sebab dia lupa mengisi daya kemarin malam. Rama terlalu fokus pada apa yang terjadi padanya, hingga lupa melakukan hal-hal kecil tetapi berharga. Mengisi daya ponsel pribadinya.
Sekarang dia terjebak di sebuah situasi aneh, hatinya ingin menetap, berbicara banyak. Namun, kaki dan raganya seakan memaksa untuk lekas pergi dari ini. Nata jauh lebih penting.
"Mama pergi hari ini." Dia memulai. Lirih nada bicaranya, seakan sedang menyesali sesuatu. Ya, keadaannya. Semuanya memaksa Alby untuk tetap baik-baik saja meskipun hatinya sedang kacau sekarang. Dia tak tahu harus bagaimana, Alby bukan superhero yang bisa menahan semuanya sendirian. Hatinya sakit, tentu saja. Pikirannya kalut dan semrawut. Raganya mungkin baik-baik saja, tetapi tidak untuk apa yang ada di dalam dirinya sekarang.