Alby duduk di pelataran rumah. Berdua dengan Rama yang memandang jauh apapun yang ada di depan mereka saat ini. Rama tak pernah datang kemari, sekalinya datang, dia hanya mendapat kabar yang buruk. Perpisahan kedua orang tuanya, meksipun selama ini Rama tak pernah mau peduli, tetapi jika sudah begini, kasusnya lain. Mereka mirip seperti anak kecil yang bertengkar lalu saling marah dan dendam satu sama lain. Ingin mengumpatinya habis-habisan, tetapi apalah daya dirinya. Rama lebih memilih diam, memendam semuanya sendirian.
Alby menghela napasnya. Melirik Rama. "Ini adalah pilihan mereka." Dia memulai, menegur diamnya Rama. "Lo harus bisa menerima. Gue yakin, apapun itu ... itu yang terbaik. Papa dan Mama gak akan memutuskannya tanpa pertimbangan yang matang."
"Mama Farah bahagia?" sahut Rama kemudian. Memotong kalimat saudara tirinya. "Lo yang selalu ada di sisinya. Jadi Lo tahu sekarang ini dia sedang bahagia atau tidak."