"Pameran seni akan dibuat untuk memperingati hari jadi sekolah. Seperti biasanya, karya yang paling bagus akan dipajang di pusat pameran. Akan ada bazar juga. Kita bisa memilih banyak makanan dan bebas dari semua jam pelajaran yang ada. Katanya, pameran itu itu akan di mulai sehari setelah simulasi ujian selesai." Dila menjelaskan semuanya yang ia dapat pada Nata. Gadis yang duduk di sisinya sembari mengaduk es jeruk manis di dalam gelas hanya terus mengangguk-angguk tanpa balasan kalimat sedikit pun.
Nata bukannya tak peduli, dirinya hanya tak tahu harus menjawab apa. Berbahagia? Untuk apa? Dia bahkan belum ada setengah tahun bergabung dengan sekolah ini.
"Kamu gak pengen tahu karya siapa yang dipajang satu tahun lalu?" Dila kembali melanjutkan kalimatnya. Sekarang apa yang baru saja terucap mampu menarik perhatian Nata. Gadis itu menoleh dan menatapnya. Diam sejenak sebelum akhirnya menaikkan kedua sisi bahunya. Sumpah demi apapun, Nata tak punya gambaran.