"Kita simulasi ujian minggu depan," ucap Rama mengagetkan. Nata yang tadinya fokus menatap mading di depannya itu menoleh. Menatap wajah tampan sang kekasih dari samping. Senyum tipis mengembang, merekah bak bunga ceri di musim semi. Bagi Rama indahnya sama.
"Bagaimana dengan Shanza?" tanyanya pada akhirnya. Kalimat itu sukses membuat Rama menatapnya dalam diam. "Dia baik-baik daja bukan?"
"Baik-baik saja tentunya." Bukan Rama yang menjawab, suara Alby baru saja menginterupsi. Kehadirannya menyela Nata juga Rama. "Dia marah sama gue pastinya." Ia tertawa kecil kemudian. Melirik Rama yang ada di sisi Nata. "Semuanya gara-gara ide lo."
Nata terkekeh-kekeh. "Aku senang mendengarnya."
"Mendengar Shanza masuk rumah sakit jiwa?" Alby menggoda. Menyenggol sisi bahu Nata. "Atau mendengar aku bisa menangani semuanya dengan baik."