"Kamu pelakunya, berengsek. Bukan aku ...." Nata melirih. Tatapannya tajam untuk pria di depannya. Konflik batin kini ia rasakan, hatinya bergejolak hebat dengan dada yang semakin terasa begitu sesak. Melihat mantan kekasih hati datang untuk membuat perhitungan begini, tentu bukan hal yang mudah untuk Nata. Dia bukan gadis sekuat itu.
"Atas apa yang kamu lakukan, keluargaku hancur dan aku menerima sanksi sosial yang luar biasa hebatnya. Sedangkan kamu?" Rama tertawa lepas. "Kamu hidup bahagia di sini. Tidak ada yang mengenali kamu dan tidak ada yang akan menggunjingkan dosa-dosa kamu di masa lalu." Rama menutup kalimatnya. Ia merentangkan kedua tangannya sembari tersenyum picik. "Selamat, Nata! Selamat. Kamu bebas dari dosa yang sudah kamu lakukan."