"Kenapa diam saja?" tanyanya. Ia tertawa pada Nata. Gadis yang diam memaku di tempatnya saat ini, aneh saja. Semuanya terjadi secara tiba-tiba.
"Welcome back, Honey!" Dia merentangkan tangannya. "Seharusnya kamu bilang begitu, bukan?" Ia tersenyum lagi. Sekarang Nata kehilangan akal warasnya. "Nata ...." Ia memangilnya. Suaranya memang ringan dan lirih, mirip seperti seorang pria yang memanggil kekasihnya. "I miss you," ujarnya menutup kalimat.
"Go away," jawab Nata dengan lirih. Air mata terbendung di dalam kelopak matanya saat ini. Pedih rasanya. Ia ingin lari, tetapi kakinya seakan menyatu dengan tanah di bawahnya saat ini.
"I told you." Nata meneteskan air matanya sekarang. Bukan kesedihan bukan juga kebahagiaan, melihat bajingan ini ada di depannya, sungguh membuat dadanya begitu sesak. Ini menyakitkan.
