Jajaran kue panggang di depan Nata mencuri perhatian baginya. Gadis itu diam, bak patung di tengah perempatan jalan. Matanya hanya memandangi benda berbentuk pipa yang terbuat dari besi, bergerak konstan berputar di tempatnya memanggang ayam di sisi pemanggang kue.
Nata mampir sejenak. Ia tak ingin berdiam diri di dalam rumahnya. Minimarket sisi jalanan, dekat taman kota adalah tempat singgah untuk Nata malam ini. Besok adalah akhir pekan, Rama tak bida melulu menemani dirinya, meksipun ia keduanya adalah sepasang kekasih. Rama punya kehidupan sendiri, begitu juga Nata. Mereka tak bisa terus bersama mengikat tangan dalam satu genggaman. Toh juga, gadis itu ingin sendirian malam ini. Melihat bintang di atas sana, sebab langit tak mendung, tumben saja biasanya semesta tak bisa diajak berbicara dalam doa. Menurunkan hujan seenaknya sendiri.