Agustus 2006
'Pokoknya aku sudah minta maaf. Sekarang terserah kamu mau menerimanya atau tidak. Aku merasa sudah melakukan kewajibanku.'
Itulah yang dikatakan oleh Rafael sebelum menyelesaikan pembicaraan mereka. Sebelum pemuda itu merangkul temannya yang bernama Gino itu untuk pulang bersama. Menyisakan Luna di salah satu meja perpustakaan itu.
Kini sudah beberapa hari sejak hal itu berlalu. Di mana mereka melanjutkan kehidupan masing-masing. Luna yang sebenarnya tak punya dendam pun tak berniat untuk memendam kemarahan lama-lama. Walau tentu saja dia tak bisa langsung bersikap ramah pada pemuda itu. Ada sesuatu yang dinamakan orang-orang sebagai gengsi, sebagai batasannya.
Namun Luna berpikir itu tidak seharusnya menjadi masalah. Karena dari awal ia merasa kalau mereka juga tidak terlalu dekat – mereka bahkan baru mengenal. Sehingga hal itu tak seharusnya diperpanjang, serta bisa ditinggalkan begitu saja di tengah jalan.