"Serra meminta kamu untuk bertemu?"
Rafael tampak langsung menghentikan pekerjaannya saat mendengar hal itu. Dengan cepat melirik sang asisten pribadi yang barusan meminta izin padanya.
Luna tampak menganggukkan kepalanya dengan cepat. Terus berusaha untuk tenang agar Rafael pun juga tenang.
"Apa lagi yang dia inginkan memangnya? Setelah semua yang terjadi?"
"Untuk masalah itu saya juga nggak tahu, Tuan Muda. Karena beliau tak menyebutkannya."
"Sebaiknya jangan temui dia." Rafael menyela cepat. "Kemarin saya sudah menyelesaikan pembicaraan dengannya, sehingga seharusnya tak ada lagi yang perlu dia katakan sama kamu. Palingan juga polanya bakal sama. Dia palingan hanya akan kembali menyudutkan kamu, atau enggak pura-pura minta maaf untuk cari muka. Yang jelas itu hanya membuang waktu sehingga sebaiknya tak kamu lakukan."
Ada sedikit jeda. Luna lagi-lagi sedikit berpikir sebelum menyuarakan pemikirannya pada sang CEO.