"Saya rasa itu adalah yang wajar untuk terjadi. Seperti yang Anda tahu, Rafael suka tidur tanpa mengenakan bagian atas pakaiannya, sehingga kulit kami sempat bergeseka. Apalagi dia melakukannya dengan tanpa terduga."
Itulah ucapan yang akhirnya terlontar dari mulut Luna. Saat dia merasa sedikit tersudutkan oleh pertanyaan dan tatapan dari Bertha.
"Jadi kamu mengakui kalau kamu terangsang oleh atasan kamu, begitu?"
"T-Tentu saja bukan begitu maksudnya, Bu! Bagaimana bisa Anda menuduh saya begitu?"
Luna benar-benar panik. Di titik ini dia tak tahu lagi bagaimana caranya untuk menghadapi wanita ini. Dia selalu menemukan cara untuk membuatnya merasa serba salah.
"Saya hanya kaget saja, Bu. Karena semuanya terjadi dengan tiba-tiba."
Bertha kali ini tak menyahut. Namun wajahnya masih saja kurang ramah. Dia memang tak pernah gagal menyembunyikan fakta betapa dia sangat membenci Luna.