Tepat di sekitar jam setengah delapan malam, Luna dan Rafael akhirnya sampai di rumah. Mereka diantar oleh Gino yang kemarin menitipkan mobilnya di bandara. Menurunkan kedua orang itu di kediaman Abraham sebelum pulang ke rumahnya.
"Kamu nggak singgah dulu, Gin?" tanya Rafael sebelum dia menuruni mobil.
Sang wakil CEO langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak dulu deh, Raf. Aku mau langsung pulang saja karena ada pekerjaan yang harus segera diurus karena keterlambatan kita pulang. Lagipula… di dalam pasti kondisinya kurang enak banget. Walau aku pasti akan diinterogasi oleh orang tua kamu nantinya, tapi kayaknya aku belum siap sekarang deh."
Rafael dan Luna sama-sama mengangguk setuju karena ucapan itu. Karena sejujurnya mereka terus memikirkannya sejak tadi. Kegugupan pun meningkat sepanjang mereka semakin dekat sampai di rumah.
