Sementara di rumah sakit, Serra merasa sangat was-was. Dia tak bisa tidur karena berbagai pemikiran terus melintasi otaknya.
'Kira-kira bagaimana ya keadaannya di villa? Apa pelayan itu berhasil memberikan obat-obatan itu? Lalu apa reaksinya? Apa akan berhasil membuat Luna hilang kendali akan dirinya, lalu… lalu akhirnya… menggoda Rafael.'
Diliriknya ponsel yang terletak di atas meja. Tangannya gatal ingin menghidupkannya, lalu memeriksa apa yang tengah terjadi di sana. Apa yang terekam oleh kamera. Namun dia terlalu gugup untuk melakukannya. Apalagi karena dia tahu kalau dia tak bisa melakukan apapun. Apalagi karena dia sadar kalau dia sendiri yang menyusun semua skenario ini.
'Tidak. Tenang. Tenang. Semua ini juga demi diriku. Semua ini untuk menjauhkan Luna dari Rafael.'
Serra menyerah. Dia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Berharap dapat menepis bayangan-bayangan antara kedua orang itu dari kepalanya.