Sejenak Jeffa melupakan urusan Quinza dan para perempuan yang melakukan pembullyan itu, saat ini dan untuk selamanya prioritasnya tetap Emily, adik kesayangannya. Ia tak ingin lengah hanya karena urusannya yang lain sampai-sampai melupakan adiknya yang telah pergi selama beberapa hari ini.
"Jeffry?" gumam lelaki itu saat dirinya menginjakkan kaki di tangga pertama, hendak turun ke lantai bawah namun saat melihat ke arah gerbang ia melihat sosok saudara kembarnya itu yang baru memasuki istana.
Dengan cepat Jeffa menuruni anak tangga dan menghampiri adiknya itu. Tatapannya benar-benar menunjukkan bahwa ia akan mengintrogasi Jeffry sebentar lagi, dan hal itu tak luput dari pandangan Jeffry.
Yang ditatap seperti itu hanya bisa membuang pandangannya ke arah lain, padahal dirinya tak merasa melakukan kesalahan apapun tetapi rasanya tak enak saja jika ditatap seperti itu oleh sang kakak.
"Ke—kenapa, Kak?"