Perasaan Quinza sekarang benar-benar lega, bukan karena telah menceritakan semua keluh kesahnya pada sang ratu yang sudah berbaik hati menawarkan diri untuk menjadi tempat sandarannya apalagi wanita itu telah bersedia menjadi ibunya.
Quinza lega lantaran ia telah merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh ibu, dipeluk, diperhatikan—walau ia tahu kalau sang ratu bukanlah ibu kandungnya. Tetapi ratunya mengatakan kalau dia adalah ibu untuk seluruh rakyat di sini, dan hati Quinza menghangat mendengar itu semua.
Tak apa ia tak merasakan kasih sayang dari ibu kandungnya secara langsung, yang terpenting ia sudah pernah merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh seorang ibu. Mungkin jika masih ada ayahnya ia masih merasakan hangatnya sebuah kasih sayang, pada saat itu ayahnya selalu mencoba untuk menjadi ayah sekaligus ibu untuknya.