Tidak pernah sedikit pun terlintas di benak Emily bahwa dirinya akan kedatangan seseorang yang tak pernah ia harapkan sedikit pun. Rasanya Emily ingin sekali menghilang dari bumi ini sekarang juga.
Kenapa tidak? Malam ini dirinya dipanggil oleh ayahnya melalui prajurit yang berjaga di depan kamarnya, katanya ada seorang laki-laki yang datang ke hadapan ayahnya dan berbicara ingin menikahinya.
Wow!
Emily patut mengacungi jempol untuk lelaki itu—lelaki yang belum ia ketahui siapa. Patut mengacungi jempol atas keberaniannya, selama ini tak pernah ada laki-laki yang seberani dia. Tetapi kembali lagi bahwa ia masih terlalu kecil untuk menikah, Emily sama sekali belum siap.
Dan kini Emily sudah berada di depan pintu ruangan pribadi ayahnya, memikirkan kata-kata untuk menolak laki-laki itu agar tak menyakiti perasaannya. Bagaimana pun juga Emily harus tetap memerhatikan perasaan lelaki yang sudah sangat berani menghadap ke ayahnya.