Sean merasa kalau saat ini dirinya merasa sial, bagaimana tidak? Tadi saat dirinya akan pergi ke dapur untuk sekedar meminta air minum, langkahnya terpaksa berhenti dan mendengarkan obrolan Bi Arim dan majikannya—Bu Darmi.
Ia tak sengaja mendengar kalau namanya disebut-sebut oleh Bi Arim, dan ternyata wanita itu tengah menceritakan kejadian kemarin—di mana dirinya mengantarkan makanan untuk Geladis dan meminta maaf pada gadis itu.
Pasti sebelum dirinya pulang nanti, sang majikan akan mewawancarainya terlebih dahulu. Andai saja waktu bisa kembali terulang, dirinya tak akan menuruti kemauan Bi Arim untuk membawakan sarapan untuk Geladis ke atas, dan dirinya juga salah karena menganggap kalau kesempatan itu bisa ia gunakan untuk meminta maaf pada Geladis.
Entah bagaimana nanti jika Bu Darmi menanyakan perihal itu kepadanya, antara menceritakan semuanya atau memilih bungkam dan seolah tak tahu apa-apa. Sean dilanda kebingungan sekarang.