"Lepaskan aku, Kak Jeffa, Kak Jeffry!"
Pekikan dari Emily seolah dianggap angin lalu oleh keduanya, dan itu membuat Emily kesal bukan main. Sedari tadi dirinya terus berteriak meminta keduanya untuk menurunkan ia dari gendongannya tak dianggap.
Berbicara seperti ini saja sudah tak dianggap oleh kedua kakaknya, apalagi keberadaannya. Sama sekali tak dianggap, dan bukan hanya oleh kedua kakaknya tetapi juga oleh kedua orangtuanya keberadaannya pun sama sekali tak dianggap.
Emily tak apa jika dirinya tidak dihargai, tetapi Emily hanya ingin keberadaannya dianggap oleh keluarganya. Emily tak meminta lebih selain itu dari anggota keluarganya, terlebih lagi kedua orangtuanya.
Melihat gerbang istana yang sudah mulai terlihat membuat Emily pasrah, ia tak bergerak sedikit pun, bahkan meminta untuk dilepaskan pun tidak. Emily sudah benar-benar pasrah dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Wah, Tuan Putri sudah datang!"
"Tuan Putri kembali ke istana!"
