Sean kembali ke rumah dengan perasaan yang hampa, laki-laki itu mengira kalau ibunya kembali datang ke rumahnya tetapi nihil. Ibunya benar-benar menepati ucapannya yang katanya tidak bisa sering lagi mengunjunginya. Lantas kemarin-kemarin usaha yang telah dilakukannya agar bisa membuatnya percaya itu untuk apa? Di saat dirinya yang sudah percaya tetapi ibunya malah tidak hadir lagi di hidupnya.
Laki-laki itu perlahan mengatur emosinya, Sean tidak boleh bersikap egois. Ia menggelengkan kepalanya cepat berharap bisa menepis pola pikirnya yang sangat pendek, bagaimana pun juga dirinya tidak boleh sampai membenci wanita yang telah melahirkannya hanya karena masalah seperti ini.
Begitu mendapati rumahnya yang kosong, lantas Sean pun kembali keluar rumahnya dan berniat untuk pergi ke pantai berharap dirinya bisa bertemu dengan sang ibu walaupun hanya sebentar saja.
