Tempat itu sangat asing dan belum pernah ia datangi. Kebingungan segera menyergap hatinya dan membuatnya cemas. Tubuhnya bergerak dan mencoba bangkit berdiri tetapi kembali terduduk. Rasa nyeri menusuk di pinggangnya hingga membuatnya meringis kesakitan. Matanya beralih memandang tubuhnya. Terlihat noda merah baru mewarnai bajunya. Luka goresan pedang yang telah diobatinya terbuka kembali.
"Oh, hebat!" gerutunya kesal.
Perlahan-lahan tangannya membuka tas kecil dan mengambil obat olesnya. Dioleskannya obat itu di bagian lukanya sambil mengigit bibir menahan sakit.
Selain rasa nyeri dari lukanya, rasa sakit saat tubuh terhempas di lantai sebelumya mulai menyiksa. Belum lagi, keningnya yang terasa terbakar. Ana terdiam selama beberapa saat sambil menunggu rasa sakitnya mereda. Tanganya menyentuh dahinya sendiri dan membuang napas panjang.
"Hmmm, rupanya aku demam."