Ana merasakan tubuhnya ditarik oleh seseorang. Ia berpaling, matanya terbelalak dan tubuhnya terlonjak melihat seorang bermuka singa yang hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya. Seruan keterkejutan keluar dari mulutnya dan secara spontan tangannya menepis tangan pemuda itu. Ia melayangkan pukulan untuk menjauh dari dirinya. Namun, dengan santai pemuda bertopeng singa itu menghentikan gerakannya. Ana terkejut, alis matanya berkerut, dan ia mencoba melepaskan dirinya tetapi pemuda itu memegang erat tangannya.
"Bagaimana kau bisa ada disini?"
Suara yang keluar dari balik topeng itu membuat Ana tertegun, suara yang sangat familiar di telinganya. Ia berhenti sejenak dan mengamati sosok pemuda yang berdiri di depannya. Pemuda itu mengenakan jubah hitam hingga menutupi rambutnya, pakaian serba hitam, dan topeng singa yang menutupi wajahnya, tetapi manik mata berwarna emas menatapnya tajam. Ana menyadari siapa sebenarnya pemuda itu.
"Arlen?"