"Iya, baiklah, Pa," ucap Allice dengan senyum mengembang.
Meskipun dalam hati ia begitu merasa bersalah. Takut juga jika Claretta dijauhi teman-temannya karena ibu seperti dirinya.
"Kenapa Claretta belum bangun juga, ya, Pa?" gumam Allice dengan pelan.
Ia mulai khawatir dengan kondisi Claretta yang tak juga sadarkan diri secara alami.
"Kita berdo'a saja dulu, Ma," sahut Crish untuk memberi ketenangan juga pada istrinya.
Allice kemudian kembali ke tempat duduknya. Ia terus membisikan kata-kata semangat agar anaknya segera bangun. Tapi, nyatanya mata itu masih terpejam.
"Bagaimana kalau kita tanya dokter langsung, Pa. Sebaiknya Claretta ditindak apa, agar segera sadar. Ini sudah tiga hari, loh." Allice bicara dengan nada panik.
Ia takut terjadi apa-apa dengan Claretta. Apalagi sudah tiga hari tak sadarkan diri.
"Tenang dulu, Ma. Coba tunggu sehari lagi, ya," ucap Crish menenangkan.