Di rumah sakit Allice dan Crish masih menunggui Claretta. Mereka begitu berharap Claretta segera membuka matanya. Sepertinya kecelakaan itu membuatnya trauma sehingga pingsan begitu lama.
Mereka menatap putrinya itu dengan sendu. Berharap matanya segera terbuka. Takut juga jika terpejam selamanya.
Sore hari, Bi Ijah kembali ke rumah sakit dengan membawa baju-baju bersih untuk dipakai. Sementara baju-baju kotor dikirim ke laundry untuk dicuci.
BI Ijah juga membawa makanan yang dimasaknya tadi.
"Nyonya, Tuan, makan dulu." Bi Ijah menawarkan makan sambil membuka makanan yang dibawanya satu persatu.
"Saya enggak lapar. Papa aja, ya," ucap Allice yang rasa laparnya entah ke mana sejak menunggui Claretta.
Entah mengapa rasa laparnya mendadak tak pernah terasa selama di rumah sakit. Harus ada saja yang membujuknya untuk makan.