Keesokan paginya, Claretta telah siap akan pergi ke kampus. Ia begitu bersemangat. Sekalian ia ingin ikut Mapala alias Mahasiswa Pecinta Alam.
Setelah selesai bersiap ke kampus, Claretta pun keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk menuju ruang makan.
"Pagi, Ma, Pa ...," sapa Claretta setibanya di ruang makan.
Ia kemudian ikut duduk untuk sarapan.
"Oh ya, Ma, Pa. Aku mau izin ikut mapala boleh, kan?" tanya Claretta dengan semringah sambil menyendok nasi ke piringnya.
"Apa? Mapala? Mahasiswa pecinta alam yang kemarin ajak kamu ke gunung itu. Enggak ada, jangan pokoknya!" cerocos Allice yang langsung tak setuju dengan ungkapan Claretta.
Ia takut Claretta kembali pergi dari rumah ke alam bebas. Takut anaknya kembali hilang.
"Sepertinya untuk saat ini jangan dulu, ya," ucap Crish yang sebenarnya juga khawatir pada anaknya.
Bagaimanapun kejadian kemarin masih membekas di ingatan mereka. Menorehkan trauma pada kedua orang tua Claretta.