Matteo mengangkatnya di tengah kebisingan dalam angkot dan jalanan.
"Halo, apa?" tanya Matteo yang masih di dalam angkot.
'Matteo, di mana?! Kok, berisik banget sih! Jadi berangkat bareng engga?!" cerocos Imam dengan suara agak keras karena mendengar kebisingan di tempat Matteo berada.
"Keras banget suara lu, gue enggak budeg woy!" teriak Matteo terbawa emosi.
"Heh, Mas. Enggak usah teriak-teriak kenapa! Ini anak saya takut tahu!" tegur seorang ibu yang duduk di hadapan Matteo sambil memeluk anaknya.
"Eh, iya, Bu. Maaf, maaf," ucap Matteo sambil nyengir.
Ia lalu mematikan telepon secara sepihak dan mengirim pesan chat pada Imam.
[Jadi berangkat. Tunggu, gue masih dalam angkot.] tulis Matteo dan mengirimkannya ke Imam.
[Ok] balas Imam singkat.
Membuat Matteo yang telah mengorbankan waktunya di dalam angkot untuk mengirim chat merasa terbuang percuma.