"Sudah sana, enggak apa-apa kok. Biar Emak ajak jalan-jalan, sambil lihat-lihat di luar," ucap Bi Ijah sambil menggendong cucunya keluar.
Daffa menghentikan tangisnya, dan memperhatikan sekeliling. Ia berada di luar, seketika senyum terbit dari bibir mungilnya, iya nampaknya begitu senang.
"Teh Ijah, kapan pulang?" tanya salah satu tetangga Sari, yang usianya di bawah Ijah.
"Baru juga kemarin," jawab Bi Ijah singkat. Sepertinya, ia tidak ingin terlalu banyak bercakap-cakap, dengan orang-orang sekitar.
Cukup sewajarnya saja, karena terkadang, apa yang dianggap baik, ternyata tidak baik. Sementara apa yang dianggap buruk, juga belum tentu akan buruk.
Bi Ijah hanya mengobrol sebiasanya dengan tetangga, mungkin hanya sebatas pekerjaannya di luar kota. Yang memang menjadi asisten rumah tangga di sebuah rumah, kemudian tetangga tersebut menanyakan soal Claretta, yang ikut dengan Bi Ijah.