Pagi hari, Claretta telah terbangun dari tidurnya. Entah pukul berapa semalam ia bisa tidur, yang jelas lewat dari tengah malam.
Hanya saja ia sedikit beruntung tadi malam, karena tak memimpikan hal-hal aneh sepeti biasanya. Walaupun terkadang ia sendiri masih bertanya-tanya siapa Brixton itu, tapi setidaknya ada satu hal yang tidak membebani pikirannya. Ia tak bertanya-tanya lagi soal Matteo, karena memang sudah menjadi milik orang lain.
Claretta kemudian turun menuju lantai bawah, setelah siap untuk berangkat kuliah.
"Wa, kayaknya ada yang semangat berangkat kuliah nih," ledek Allice pada putrinya tersebut, karena memang Claretta kelihatannya begitu semangat untuk kuliah hari itu.
Kebetulan itu adalah hari membaca dan mendidik anak-anak sedunia. Di beberapa daerah pelosok, ketika telah bekerja, seorang yang bisa membaca bagaikan berlian yang harus mengajarkan ilmunya kepada yang di bawah.
