Pagi itu terasa berbeda bagi Claretta, entah mengapa ia merasa seperti akan berpisah dengan Neela. Berkali-kali yang menepiskan perasaan itu, tapi tetap saja ada. Bahkan saat menyuapi pun rasanya sungguh menyedihkan. Meskipun begitu, ia tetap menyunggingkan senyum terbaiknya untuk sang nenek.
"Nenek senang bisa bertemu denganmu. Mungkin ini adalah saat terakhir," ucap Neela dengan suara lirih sambil tersenyum tipis.
"Nenek bilang apa sih, nenek bakal sehat lagi. Terus aku akan lebih sering mengunjungi nenek," sahut Claretta sambil tersenyum.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan paling menyedihkan adalah dengan kematian. Ketika kematian datang maka rasa rindu itu pun takkan pernah bisa terbayarkan. Bukan lagi berbeda tempat ataupun benua, melainkan berbeda alam.
Claretta hanya duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur yang ditempati Neela. Sementara Allice sibuk mempersiapkan obat yang akan diminum Neela pagi itu.